Rinaldi Yunardi Siapkan Mahkota 3 Milyar Rupiah, Untuk Siapa?
TABLOIDBINTANG.COM - Rinaldi Yunardi perancang aksesoris Indonesia yang mendunia. Setelah aksesoris karyanya mempercantik artis sekelas Madonna, Kylie Jenner, dan Beyonce, kini Rinaldi Yunardi bekerja sama dengan penyelenggara Miss Grand Indonesia 2018, Dikna Faradiba untuk membuat mahkota bagi pemenang ajang Miss Grand Indonesia 2018 yang karantinanya berlangsung 9 – 21 Juli di Hotel Sari Pacific, Jakarta.
Tiara yang dirancang oleh Rinaldi Yunardi ini akan menjadi mahkota terakbar yang pernah ada di segala ajang kecantikan dunia. Mahkota ini bertahtakan 7640 butir berlian dan ruby dengan total 71 karat. Taksiran harganya mencapai 3 Milyar Rupiah. “Ini akan menjadi mahkota termahal di dunia,” ujar Ivan Gunawan selaku advisor ajang Miss Grand Indonesia 2018.
Dari mana datangnya inspirasi untuk mahkota termahal ini? Rinaldi Yunardi mengatakan dirinya selalu berpatokan pada tema dan konsep untuk karya-karyanya yang mendunia. “Kuncinya adalah pada tema. Apa yang ada dalam pikiran saya, yang mau saya ungkapkan? Tentunya saya harus mempelajari apa yang mau saya ungkapkan. Nah, dalam Miss Grand Inondesia ini, saya harus mempelajari, apa sih maknannya, kenapa ada ajang ini? Untuk apa?” papar Rinaldi Yunardi.
Dengan cara seperti ini Rinaldi Yunardi memulai karyanya. Tanpa konsep, maka karyanya tidak mungkin bisa mengena di hati artis mancanegara. “Namanya Grand artinya yang paling megah, paling tinggi stratanya. Berarti merancang untuk sesuatu yang nilainya paling tinggi seperti apa? Yang paling tinggi di dunia ini adalah cinta. Maka nanti ada simbol hati di tengah tiara ini. Detail desainnya, saya menggabungkan 3 gaya paling umum di dunia yaitu gaya Victorian, art noveau, dan art deco, kemudian digabungkan dengan nuansan budaya Indonesia,” bilang Rinaldi Yunardi.
Gaya Victorian yakni merujuk pada gaya seni dari era Ratu Victoria Inggris di rentang waktu 1837-1901. Art Noveau adalah gaya seni klasik dari era 1890 – 1910 yang dipakai dalam berbagai bidang seni di dunia. Terakhir Art Deco gaya seni dari era 1920-1939. “Demikian juga setiap mau bikin aksesoris untuk setiap fashion spread, yang terpenting, saya cari tema dulu, konsepnya apa, saya belajar dan belajar lagi. Tidak ada yang namanya berhenti belajar. Sampai pada titik ini saya masih ujian, masih belajar,” ungkap Rinaldi Yunardi.
(val/val)